Kamis, 10 September 2009

banyak bicara!


Berkatalah 'aku lelah'!
Mungkin akan sedikit melegakan kebisinganku akan frase2 busuk mu. Jika memang kau tak lelah, berkatalah 'aku rehat'. Mungkin sedikit membantu nafasku untuk mengalir sempurna. Jika memang ilmu membelamu, tak akan aku sangsikan. Namun bulshit akan semua kecongakan. Ilfil akan pribadi menggagahkan. Hah,dilema. Bubarkan semua paham. Dekonstruksi membuatku gila. Kritik hidup membuatku lupa. Bukan histeris parau manusia yang aku tanya. Hanya sebuah benar yang datang dari surga. Tapi malah kau mendua. Teori big bang menjadi alasan. Bahkan cordova disalahgunakan. Gila!
Cambuk saja aqidah2 aporia yang meraja. Mereka bahkan tak tahu dimana harus mengadukan luka. Sepiring aking atau tahi kerbau menjadi menu pembuka? Sial! Aku tak mau mati seperti Carter.

Lasik menjadi omongan,dan nuklir yang dibanggakan menjadi penebus dosa manusia2 setan. Ingatkah mereka akan Judas yang merela. Bahkan kisas pun pernah mereka baca. Langkah seperti lunglai. Hidup bagai postmodernitas berkepanjangan. Kau hanya menebarkan metafora kebohongan. Tanpa guna hanya ada imanensi retorika. Bongkar linguistik kesalahpahaman dan pulang dengan satu pegangan. Ditambah intuisi bermuka dua dan sufi yang tenoda di Mekah beranda. Aah, lagi2 ak harus berkata deskontruksi membuatku gila!

Hai Ghautama..ajarkan mereka teori kesadaran yg kau usung. Kuharap fenomena sebuah kebangkitan terhapus dari daftar kemustahilan. Tanpa harus berkutat dgn lorong kebosanan yg rindu akan epilog jalan terang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar