Jumat, 04 September 2009

poem_syair emosi



aku melakukan ini untuk diriku sendiri,
tak ada yang bisa melarang apalagi memaki,
karena kutahu diriku, dan diriku tahu mauku,
tangan ini hanya bisa bersaksi, otak ini juga hanya memberi,
apalagi bibir ini, tidak dapat menyalahi,
apalah yang dapat dilakukan seorang 'diri',
dengan semburan api yang bertubi, saat itu menyala,
ia langsung membakar apa yang ada,
tanpa memberi sedikit pun tepi untukmu berdiri,
tak kau rasa perih walaupun setitik,
malah kau melangkah menyusuri,
lalu merasukinya ke dalam kalbu hati yang tak kau pikir nanti,

saat mata terpaling dari nyata,
jiwamu akan mendua,
terbagi nyawa untuk merasakan hawa,
dagumu terangkat dan langkahmu diperlambat,
seakan saja kau mempunyai pangkat, hah?!
adakah yang lain di antaranya, kau berfikir dan membuka mata,
mencari sebuah celah dimana kau dapat serah,

setelah itu kau berkutik,
dari sebuah titik dimana kau pikir itu yang terbaik,
kau mengedip seraya berbisik, seperti menderik,
apa yang kau lakukan di sini, keledai pun tahu kalau lubang harus dilompati,
celanamu kau angkat,bahumu kau sigap,
metamu terbelalak dengan langkah yang siap untuk berangkat,
keledai pun tahu kalu air matu itu terbuang percuma,
tapi kau tetap saja meneteskannya di dalam hati,
di hadapannya dengan diri tanpa arti,

aku suka kau seperti itu,
tahu sejauh apa kau beradu,
memang kau telah jatuh,
tapi tetap kau berjinjit tanpa terdengar menjerit,
kau bekap mulut itu, da kau perban luka itu,
kau ikat nafsu itu dan kau buka jalan itu,
berdiri tegar seperti batu di atas ombak besar dengan kepiting di bawahnya,
mencapit setiap inchi kulit tipisnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar